Selasa, 21 Juli 2009

new entri live

hm...
mulai dari mana ya
gini kira2

x ini gw mw bngun dr mimpi bntar dan melihat knyataan
kelihatannya gak semua hal d kehidupan akan sesuai dngan knyataan
kita cman bisa bermimpi dan berusaha
tetapi terkadang semuanya tidak seperti yg diimpikan selama ini
bnyak hal dalam kehidupan ini yang disebut2 kegagalan dan bnyak impian d dunia ini yang tidak tergapai.

ada beberapa hal yang harus kita mengalah karena semuanya akan selalu mencapai tempat d puncak sana
jika setiap orag tidak mau mengalah, dunia pasti akan sangat kacau karena setiap orang menjadi diktator yang memiliki standart masing2

tetapi harus diingat bahwa "I get nothing I wanted but get everything I needed" walau kita tidak mendapat semua yg kita inginkan ttp kta ttp akan mendapat ap yang kita perlukan dan 1 hal yang tidak boleh dlupakan dari hal itu adalah "BERSYUKUR"

maka dari itu sudah waktunya saya mensyukuri apa yang telah saya dapatkan. walaupun itu bukan yang saya inginkan, tetapi itu adalah sesuatu yang saya butuhkan.

Minggu, 05 Juli 2009

Hidup Untuk Belajar dari Kehidupan

Ketika disuguhkan pertanyaan untuk apa kamu hidup di dunia ini? Bukankah menderita harus hidup dengan menangung tanggung jawab dan beban hidup untuk dan dari orang lain?
Ada yang menjawab hidup untuk mencari kesenangan, ada juga yang mengatakan hidup untuk orang tua, ada yang mengatakan hidup untuk anak dan keturunan kita, dan lain-lain.
Saat mencoba merenungkan jawaban-jawaban itu tidak ada satu jawaban yang benar-benar dapat menjadi inti dari berbagai jawaban itu
Saat mulai berfikir demikian, teringat juga untuk apa saya belajar di skolah? Bukankah dalam bekerja nanti saya juga tidak akan memakai seluruh pelajarnnya yang saya pelajari di skolah?
Terfikir bahwa hidup ini adalah untuk belajar dan mencari tahu kebenaran mengenai kehidupan kita sendiri. Kita hidup selalu melewati berbagai proses belajar.
Kita tidak lahir dan langsung dapat berjalan ataupun merangkak. Semua itu berasal dari sebuah proses belajar. Kita belajar untuk bersepeda, bernang berbicara dengan bahasa kita, membaca, menulis, menghitung, dan seterusnya.
Saat masuk dunia pendidikan kita belajar bersosialisasi dengan teman-teman sekelas maupun tidak sekelas, seangkatan maupun tidak seangkatan. Kita juga mulai belajar seluruh pelajaran yang diajarkan oleh guru maupun dosen dan belajar dari buku yang merupakan hasil pembelajaran orang lain. Baik dari buku mengenai sosialisasi, bisnis, pengetahuan, dan lain-lain.
Bahkan saat bekerja juga merupakan saat kita belajar. Kita belajar untuk mengerjakan sesuatu yang diperintah atasan, kita belajar menangani masalah, kita belajar menghadapi orang dengan cangkupan yang lebih luas, dan belajar untuk mengatasi setiap perbedaan yang ada dalah hidup ini.
Tanpa disadari kita telah hidup untuk belajar, mempelajari setiap fenomena dan kejadian dalah hidup kita sendiri dan mengatasi masalah untuk tetap hidup. Lalu kenapa behenti belajar? Jika kita tidak belajar dalam kehidupan ini, apa lagi gunanya hidup di dunia ini? Kenapa kita takut mati jika sudah tidak mau belajar lagi? Bukankah masih banyak hal di luar sana yang masih belum kamu mengerti dan belum dapat kau pahami?

Jumat, 01 Mei 2009

tentang kebenaran

Benar dan Betul
“sesuatu yang subjektif dan tidak tunggal”

Banyak orang yang sampai sekarang mencari apakah arti kebenaran dan mencari apakah kebenaran itu. Sampai saat ini sebagian orang yang merasa sudah menemukan arti kebenaran. Tetapi sebenarnya kebenaran yang mereka temukan belum tentu sama dengan kebenaran yang dianut orang lain.

Pada dasarnya kebenaran tidak pernah tunggal karena kebenaran bagi setiap orang akan berbeda-beda. Jika bagi sebagian orang sesuatu hal adalah benar, pasti ada sebagian orang yang mengatakan bahwa itu tidak benar.

Misalkan saja bagi sebagian orang hukuman mati dibenarkan karena yang bersalah menerima apa yang sepantasnya ia terima karena kejahatan yang dia lakukan sehingga tercipta keadilan. Tetapi ada juga yang berpendapat hukuman ini tidak layak dan tidak diperbolehkan karena hukuman ini tidak berprikemanusiaan dan juga karena setiap orang berhak untuk mendapatkan kesempatan untuk berubah dan bertobat.

Kebenaran yang bersifat subjektif dan tidak tunggal ini sering kali menciptakan sebuah perselisihan karena setiap orang melindungi apa yang mereka yakini benar. Tetapi kebenaran juga memiliki sisi positif karena dengan kebenaran yang diyakini, setiap orang tidak akan kehilangan tujuan dan pandangan hidup mengenai segala sesuatunya.

Tetapi sayangnya masih ada orang yang belum dapat menemukan arti kebenaran bagi dirinya sendiri. Sehingga mereka tidak memiliki tujuan hidup dan pandangan hidup. Mereka yang tidak mengetahui apa itu kebenaran hanya berada ditengah2 antara kata benar dan betul yang dipikirkan orang lain. Mereka tidak terikat dan tidak memihak apapun hanya sebuah golongan yang selalu abstain jika ditanyai sesuatu.

Jika kebenaran diciptakan tidak tunggal dan bersidat subjektif, berarti Tuhan memang sudah merencanakan adanya sebuah perselisiahan dan sebuah persaingan dalam kehidupan manusia. Karena setiap manusia harus melindungi kebenaran mereka masing2.

Jadi sebenarnya:
“Apakah kebenaran itu? Apakah yang kaulakukan selama ini sudah benar? Apakah yang kau yakini itu benar? Semuanya hanya berupa jalan yang bercabang dua. Yang harus dipilih adalah jalan yang kiri atau yang kanan. Karena dikiri adalah jalan yang benar dan yang kanan adalah jalan yang betul. Semuanya terserah pada kata hati mu karena kata hatimu adalah jawaban yang terbaik.”

Jumat, 24 April 2009

Pertanyaan yang sering dilupakan

Sebuah Pertanyaan
Ada pertanyaan yang sering dilupakan seseorang. Saat dihadapkan dengan pertanyaan ini, saya menjadi canggung dan bingung harus menjawab apa karena jawaban yang benar tidak dapat kutemukan dalam diriku. Hanya jawaban yang berdasarkan jumlah atau jawaban yang berdasarkan jawaban yang kebanyakan orang pikirkan. Tetapi kalau mencoba menjawab sendiri dan tidak mencontek dari jawaban2 umum yang sudah ada saya bingung harus menjawab dengan jawaban yang seperti apa.

Kebanyakan orang tidak sadar kalau selama ini jawaban mereka yang merupakan kopian dari jawaban umum itu tidaklah tepat. Mereka hanya tidak mau bersusah payah mencari jawaban lain dan pada akhirnya ketika mencoba menjawab dengan kata2 sendiri, mereka menjawab dengan jawaban yang tabu dan diluar akal sehat.

Sekarang seandainya ada pertanyaan “kamu siapa?” atau “who are you?”. Maka yang akan dijawab kebanyakan adalah “nama saya …. Saya dari …. Orang tua saya ….” Dan seterusnya. Padahal pertanyaannya menanyakan “kamu siapa?” tetapi kita menjawab seakan pertanyaannya “nama kamu siapa? kamu dari mana? orang tuamu siapa?”.

Jarang terpikirkan oleh orang ketika ditanya pertanyaan itu memikirkan jawaban yang benar2 menjawab. Kebanyakan justru menjawab pertanyaan lain yang tidak ditanyakan. Hingga akhirnya ada jawaban “saya adalah mahluk hidup ciptaan Tuhan”. Menurut saya itu adalah jawaban yang tabu dan tidak menjawab pertanyaan karena yang ditanyakan bukanlah “kamu benda apa? Siapa yang telah menciptakanmu?”. Ada juga yang menjawab “saya adalah saya” apakah itu adalah jawaban? Jika itu adalah jawaban, maka pertanyaan 1+14 bukanlah 15 tetapi 1+14.

Maka dari itu sekarang:
“ siapakah kamu?”
“apakah pikiran itu kamu? Atau tangan itu kamu? Atau mungkin sosok yang kamu lihat di cermin itu kamu? Dari mana kamu tahu kalau sosok itu kamu? Itu hanya sosok yang ditangkap mata dan terekam oleh otak. Tidak ada yang memberitahukan bahwa itu adalah kamu. Bahkan dunia yang kamu kenal dan lihat sekarang juga hanya ada dalam pikiranmu.”
“jadi, siapakah kamu?”

Setiap orang pasti dihadapkan dengan pertanyaan ini pada saat pencarian jati diri. Mereka yang menemukan jawabannya tidak dapat mengatakan jawabannya pada orang lain karena semua jawaban itu mereka pahami dan simpan dalam hati. Jawabannya tidak dapat diungkapkan dengan kata2.